Minggu, 13 Januari 2013

bahasa pergaulan

Keterhubungan kita dengan yang lainnya, dasarnya adalah bahwa kita manusia mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri dimuka bumi ini. Nabi adam pun ketika diturunkan kemuka bumi, tidak dibiarkan berlama-lama dalam ketersendiriannya, ia kemudian dipertemukan dengan tulang rusuknya yang lama terpisah.

Karna hal seperti itulah, hubungandengan sesama perlu sangat dijaga keterikatannya. Seorang perokok biasanya akan dengan sukarela menawarkan sebatang rokoknya untuk dinikmati oleh orang sebelahnya, biasanya sebagai pembuka percakapan, biar ada celah untuk mencairkan, begitu biasa dibahasakan.

Saya sangat tertarik dengan istilah merokok merupakan bahasa pergaulan, ketertarikan pertama ialah, siapa yang membuat istilah tersebut, yang kedua, emang cuma rokok yang dijadikan bahan untuk membuka pergaulan, apa tidak bisa, misalnya permen, atau kacang goreng dijadikanbahan untuk mencairkan suasana.

Yang menjadi masalah adalah, bukan bahasa pergaulannya , tapi kenapa rokok yang dijadikan alat utamanya. Saya tidak akan juga membahasa bahaya rokok serta kandungan empat ribu racun yang ada didalamnya, tapi yang ingin dibahas adalah,kenapa kok rokok yang jelas-jelas beracun dibagi dengan mudah keorang lain, dan kenapa juga orang lain itu mau aja dikasih atau minta racun yang jelas-jelas berakibat buruk bagikesehatannya.

Itulah dunia kita sekarang, seringkebalik antara kebaikan yang kadang dibilang ga baik atau malah keburukan yang dianggap tidak buruk. Biasanya sih tinggal kita, mau seperti apa, dan mau milih yang bagai mana.


Tidak ada komentar: