Selasa, 15 Januari 2013

Hujan Yang Menyapa Kami Pagi Ini

Hujan pagi ini telah mengajarkan kepadaku banyak hal. Aku belajar banyak tentang kesabaran, tentang perjuangan, tentang bagaimana mengelola bumi ini, sehingga tetap bisa berdampingan dengan kita, manusia, yang setia setiap waktunya menggerogoti isi perut alam ini.

Ada cerita yang menarik yang pagi ini aku alami, cerita tentang anak sekolah dasar yang berjuang untuk sampai sekolahnya. Seorang anak yang tidak lagi menghiraukan derasnya hujan yang menyapa kami dipagi hari. Aku melihat sebuah kesungguhandari sebuah artinya kesabaran, derasnya hujan, cipratan-cipratan air pinggir jalan, sama sekali tak menyurutkan langkahnya untuk sampai disekolah. Ketika terus kuamati, dipinggir jalan yang sedikit berlubang, hampir saja anak ini terjatuh terjerembab, tapi itu tadi yang ingin ku sampaikan, tidaklah ada patah semangat pada anak ini, untuk terus melanjutkan perjalanannya untuk sampai disekolah dengan selamat.

Ketika kupacu sepeda motor kesayangan, sampailah aku disebuah jembatan yang telah digenangi air yang meninggi. Ada sedikit rasa ciut pastinya, ketika melihat tingginya genangan air yang menutupi jalan, disitu pula kami melihat, banyak pengendara motor seperti kami, yang tetap saja berani memacu motornya untuk melintasi genangan air ini, tapi apa daya, untungpun tak sampai, ditengah perjalanan, motornya pun terhenti, disisa-sisa perjalannya ia pun tetap semangat untuk menuntun motor kesayangannya melintasi genangan air ini. Disinipun aku melihat sebuah arti dari perjuangan, berjuang untuk sampai ditempat kerja tanpa terlambat.

Dipagi inipun,kami kembali belajar tentang arti sabar dan perjuangan, bisa jadi derasnya hujan, membuat perjalanan menjadi begitu membosankan, karna arus lalulitas yang melambat, karna jalanan yang tersendat, bisa jadi, basahnya pakaian, dinginnya keadaan, membuat kita mengambil langkah yang tidak biasa, kita bisa jadi malah malas, atau kita mengundurkan kembali niatan kita untuk mencapai sebuah tujuan.

Disini kami belajar, bahwa halangan-halangan yang ada, tidak sedikitpun menyurutkan langkah kami, langkah mereka yang terbuka, karna bukan seberapa kuat hujan itu menyapa, seberapa tinggi genangan air itu menutupi jalan, ataupun seberapa dinginnya hari, tetapi yang kami yakini, jika sudah tertanam niat yang baik, jika sudah ada kesamaan tekad yang kuat, maka halangan itu semua, akan mudah saja dilewati dan dilalui. Tentu saja, bukan karna kita, tapi karna ada Alloh bersama kita, dalam setiap langkah kita, dalam setiap helaan nafas kita, dalam seluruh tujuan hidup kita.


Minggu, 13 Januari 2013

bahasa pergaulan

Keterhubungan kita dengan yang lainnya, dasarnya adalah bahwa kita manusia mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri dimuka bumi ini. Nabi adam pun ketika diturunkan kemuka bumi, tidak dibiarkan berlama-lama dalam ketersendiriannya, ia kemudian dipertemukan dengan tulang rusuknya yang lama terpisah.

Karna hal seperti itulah, hubungandengan sesama perlu sangat dijaga keterikatannya. Seorang perokok biasanya akan dengan sukarela menawarkan sebatang rokoknya untuk dinikmati oleh orang sebelahnya, biasanya sebagai pembuka percakapan, biar ada celah untuk mencairkan, begitu biasa dibahasakan.

Saya sangat tertarik dengan istilah merokok merupakan bahasa pergaulan, ketertarikan pertama ialah, siapa yang membuat istilah tersebut, yang kedua, emang cuma rokok yang dijadikan bahan untuk membuka pergaulan, apa tidak bisa, misalnya permen, atau kacang goreng dijadikanbahan untuk mencairkan suasana.

Yang menjadi masalah adalah, bukan bahasa pergaulannya , tapi kenapa rokok yang dijadikan alat utamanya. Saya tidak akan juga membahasa bahaya rokok serta kandungan empat ribu racun yang ada didalamnya, tapi yang ingin dibahas adalah,kenapa kok rokok yang jelas-jelas beracun dibagi dengan mudah keorang lain, dan kenapa juga orang lain itu mau aja dikasih atau minta racun yang jelas-jelas berakibat buruk bagikesehatannya.

Itulah dunia kita sekarang, seringkebalik antara kebaikan yang kadang dibilang ga baik atau malah keburukan yang dianggap tidak buruk. Biasanya sih tinggal kita, mau seperti apa, dan mau milih yang bagai mana.