Minggu, 09 Desember 2007

Menguatkan asa menggapai cita

Saya rasa dalam hidup ini kita pasti akan merasa tertekan, baik oleh tekanan dilingkungan tempat tinggal kita, keluarga kita, hingga sampai tekanan yang ada ditempat kerja. Rasa-rasanya tekanan-tekanan kehidupan ini sudah menjadi suatu yang lumrah dan seakan biasa karena itulah realitas hidup.

Tentu akan derbeda halnya bila ada orang yang selama hidupnya tidak pernah merasa tertekan oleh keadaan sekitarnya, saya kira orang yang seperti ini tentu tidak banyak menggunakan pikiran dan perasaanya, atau istilah halusnya orang yang seperti ini sudah mematikan fungsi "manusia"dalam dirinya. Atau orang yang sekarang tidak pernah merasakan tertekan lagi pasti sudah lulus dari tekanan yang maha besar, sehingga ia tidak dapat merasakan tekanan lain -alias orang yang seperti ini mungkin sudah gila-.

Karena tekanan hidup itu sudah pasti kita temui dan lumrah kita rasakan sehari-hari maka kita harus mempunyai benteng yang kuat untuk bisa menahan segala tekanan yang ada meskipun tekanan itu bertubi-tubi menimpa kita bahkan menghantam dengan amat keras kehidupan kita.

Benteng yang paling kuat dan ampuh dalam menghadapi gepuran tekanan yang datang bertubi-tubi menimpa kita adalah dekatnya kita dengan pencipta kita. Karena Ia lah yang memiliki kita, yang menggenggam jiwa-jiwa kita dan tempat kita mengadu dan berserah diri dari segala gundah gulana kehidupan. tentu harus diingat kita ini amat lemah dan rapuh, jika kita tidak membentengi diri dan meminta perlindungan dari kekuatan yang Maha Besar maka kita pasti udah hancur dan terbawa arus kehidupan dunia.

Tentu setelah kita berserah diri dengan pencipta kita, maka kita harus bisa menjaga kondisi psikologis kita, krena kita bisa karena biasa. Kita bisa menghadapi tekanan karena kita terbiasa menghadapinya, jadi jika kita temui lagi tekanan yang lama kita rasa cemen banget yaaa, kan dulu udah pernah.

Minggu, 21 Oktober 2007

Berkunjung disaat lebaran

Suasana lebaran masih terasa oleh kita paling tidak seminggu setelahnya. Kemarin merupakan pengalaman yang lumayan asik bagiku, seharian penuh ku pergunakan waktu untuk bersilaturrahim dengan teman-teman seperjuangan.

Bayangin aja dari jam 8 pagi sudah meninggalkan rumah dan sampai dirumah kembali baru pukul 22 malam, oo.. lebih dari 14 jam bro', tapi karena nuansanya adalah lebaran aku sih asik-asik aja menjalaninnya.

Ada kurang lebih 8 rumah yang kusinggahi kemarin, kebayang donk dalam suasana lebaran kerumah teman 8 orang sudah pasti menyenangkan juga bisa "mengenyangkan" he..he...

Kalo sudah begini pasti bingung deh bedain mubazir dengan menghargai si empunya rumah, sehingga setiap hidangan yang tersedia minimal harus kita cicip. Kebayang donk jika setiap rumah menghidangkan es sirop satu gelas dikali delapan rumah, yang pasti minimal 8 gekas es harus dihabiskan.

Uhk..uhk.. sampe neg banget lo.. bener, istilah betawinya tu "begah nih perut" rasa tidak sanggup lagi untuk memasukkan makanan-makanan yang masih tersedia..

Apapun pengalamannya, yang namanya silaturrahim itu merupakan saat yang paling baik bagi kita untuk kembali mempererat ikatan persaudaraan kita dengan teman-teman..

Yang pasti jika punya pengalaman yang sama, inget-inget jangan terburu nafsu sehingga selalu melahap setiap makanan yang tersedia...

Nanti kenyang looo.....

Kamis, 27 September 2007

Kupastikan aku akan memenangkannya

Diri ini memang terkadang perlu juga dibersihkan, ibarat sebuah mesin adakalannya mesin itu harus diistirahatkan agar mesin itu tidak aus untuk kemudian akan kembali kepada performa yang lebih baik.

Begitu juga puasa, bila diibaratkan seperti sebuah mesin maka tubuh ini terdiri dari berbagai macam mesin yang sangat rumit, maka untuk menjaga kualitasnya agar tetap terjaga maka tubuh kitapun perlu diistirahatkan agar kemudian tubuh ini kembali kepada kondisi yang jauh lebih baik.

Rasa-rasanya selama sebulan kita mengatur dan mengistirahatkan sebagian anggota tubuh kita tidaklah begitu sulit, apalagi bila kita sadari bahwa apa yang kita perbuat akan berdampak baik buat diri kita sendiri, maka jikalau kita ragu dan kemudian tidak memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya maka akan jadilah kita seorang yang mengalami kerugian.

Dan jika saya dihadapkan padanya, niscahaya saya akan menghadapinya untuk kemudian keluar sebagai pemenangnya.