Kamis, 08 November 2012

Bakaco diri


Masih saja sibuk dalam rutinitas tanpa batas
Banyak hal-hal tertinggal perlahan,
Padahal itu merupakan kerikil-kerikil penguat bangunan,
ketika dia rapuh, maka lambat laun pasti akan juga merapuhkan seluruh bangunan

Seakan lupa pada gegap gempitanya masa
Masa yang akan meneggelamkan masa sebelumnya
Bagi dia yang tidak bersiap sedia,
Mensingsingkan lengan baju untuk selalu berbuat terbaik bagi dia dan sekitarnya

Ingat lah ia, kawan, tetangga sebelamu mungkin
Yang hari ini bekerja, untuk makan hari ini
Jika tidak bekerja, bisa jadi tidak mengepul asap dapur rumah tangga
Sementara aku, masih saja bisa menyerumput kopi malam-malam, bersenda gurau tanpa tujuan yang berarti

Karna masa itu datang cuma  sekali
tak akan kembali, bisa jadi kembali dalam saluran dan gelombang yang jauh berbeda
Akan kurapikan kembali rasanya, kerikil yang terlanjur terserak
karna ia penguat bangunan ini, pengokoh dari segala guncangan-guncangan hakiki

Jika bukan mu, mungkin akan ada orang lain nanti
yang lebih baik, dan lebih gesit diujung dunia kini
yang akan mengganti peran-peran orang yang sudah tak kuat dan tak kuasa dalam kelalaiannya
dan tinggallah jari digigit sebagai penyesalan terakhirnya.

Tidak ada komentar: